Saat kita berjiwa muda, bebas lepas dan belum banyak yang dipikirkan direnungi,tentu kita akan sangat dengan mudah untuk mengucapkan kata ” yuk”. Namun seiring pengalaman kehidupan, kedewasaan dan berbagai macam hal yang telah mendera.
Maka kata ajakan Yuk ini akan sangat mahal diucapkan. Kenapa?? karena makin lama kita hidup kita akan makin banyak merasakan dampak dari setiap sebab yang telah diciptakan. Maka kata ajakan Yuk ini memang sebuah mantra yang kadang dapat menggoda setiap jiwa yang masih berjiwa muda lepas suka tantangan dan berfikir pendek.
Berfikir pendek karena yang ingin cepat dirasakan adalah kesenangan yang akan dirasakan. Tanpa berfikir panjang dengan apa resiko kesulitan yang akan didapatkan, dan akibat dari ajakan itu.
Dan makin celaka kita kalo ternyata ajakan itu berakhir menjadi penghuni Neraka setelah kematian nanti. Maka berfikirlah sebelum mengucapkan kata ajakan yuk!!! Proses dari ajakan itu harus dipikirkan matang-matang. Maka jangan pernah salahkan akibat karena mungkin pendek fikiran memikirkan sebab tanpa meresapi resiko.
Bagi yang berfikir panjang. ajakan ini memang menjadi tanggug jawab yang besar. beban akan kehidupan ini kelak akan ditanyakan pertanggung jawabannya. Maka sebelum mengajak perlulah untuk diketahui resikonya, dan alur kejelasan serta akhir dari itu semua akan bermuara ke mana.
Lalu berfikir dari dampaknya, lalu apakah manfaatnya untuk waktu kehidupan yang singkat ini. Sesuatu menjadi kehilangan fokus dan tidak jelas karena kurangnya sentuhan dalam informasi dan kejelasan prosesnya. Tak ada yang jelas hanya angan dan impian semata, maka ini tidak jelas.
Sungguh segala akibat telah diceritakan berbagai macam cerita sebabnya dalam kehidupan ini. Semua hanya berputar saja, bila ini begini maka akan jadi begini, dan itu terus saja berputar. Meski berbeda kisah dan pelakunya, namun alur itu akan tetap sama, akan membawa ke mana.
Maka perlulah untuk bertanya tentang ajakan yuk itu akan menjadi apa??
- Tujuan apakah tujuannya sesuai dengan apa yang akan dituju bersama??
- Modal apakah yang dimiliki dalam pengarungan ajakan tersebut
- Lantas adakah pembagian dalam ajakan itu, pikirkanlah macam-macam pembagiannya.
- Lantas apa yang terjadi bila suatu ketika ada cabang dijalan dan terjadi ketika sepakatan, apayang perlu dilakukan?? berpisahkah? atau berjalan masing-masing? atau tetap bersama??
- Lalu seberapakah besar toleransi dari setiap resiko yang akan di dapatkan dari sebuah ajakan tersebut, tentu pikirkan kerugian juga dari resiko tersebut.
- Lalu tanggung jawab dan peran seperti apakah dari ajakan itu yang harus dijaga masing-masing.
- Maka sebuah ajakan pun perlu Evalusi lantas akan berbentuk apakah evaluasi itu??
- Bila tak berhasil mencapai tujuan lantas apakah yang akan diputuskan??
- Lantas bagaimana keterusan dari ajakan ini, bila ada yang tak diduga hilang dan musnah terkena musibah? maka perlu untuk dipikirkan
- Kesalahan akan selalu ada, lalu siapkah dengan kegagalannya dan kekurangan?
Maka akan banyak hal yang seharusnya dipikirkan dari sebuah kata yuk,bila sobat sudah merasa tua dan lemah.
Hehehe karena yang muda itu disuka ndak pernah mikiran akibat hehe…pokoknya senang hatipun riang. Padahal tak semua yang indah itu prosesnya nikmat.
Sungguh yang benar dan tersesat telah jelas, tinggal kita yakin tidak untuk memilih kebenaran tersebut dengan terus membawa pedoman perjalanan.
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan melarang berbuat yang ma’ruf, serta mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.” (at-Taubah: 67)
“Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (al-An’am: 44)
Ibrahim an-Nakha’i z mengatakan, “Sesungguhnya aku benci bercerita karena tiga ayat ini:
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu berakal?” (al-Baqarah: 44)
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?” (ash-Shaf: 2)
“Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (Hud: 88)
Maka ajakan ini sejatinya berat?? pertanggungjawabannya akan sangat berat. Maka kita harusterlus belajar agar kita tahu, kemana kita aka mengajak. Karena celakalah kita bila ajakan itu malah membuat kita terpasung dalam jurang kegelapan yang membara. Naudzubillah…
Yakinkah dengan ajakan itu akan membuat yang diajak bahagia hingga setelah egeri kematian?? ini patut kita renungkan sebelum kita mengajak. Karena kesenangan di dunia ini tiada artinya, bila kita tak mendapatkan kesenangan di akhirat.
Berhati-hatilah dalam mengajak,… semoga kita mampu mengajak dalam kebaikan dan kesabaran.
- Al – Baqarah : 177
Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji dan orang-orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru (manusia) kepada Allah dan beramal shalih dan berkata, “Bahwasanya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).” (Q.s. Fushilat : 33).
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan mereka, kecuali orang yang menyuruh (manusia) bersedekah, atau berbuat baik, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa berbuat demikian karena mengharap ridha Allah, maka Kami akan memberinya pahala yang besar.” (Q.s. An-Nisa: 114).
“Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat itu lebih baik, dan itulah sebaik-baik tempat bagiorang yang bertakwa.” (Q.s. an-Nahl: 30).
Barangsiapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki mahupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yangbaik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yanglebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.s. an-Nahl: 97).
Allah berfirman: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh”.(Al A’raf:199)
“Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat itu lebih baik, dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa.” (Q.s. an-Nahl: 30).
Saat kita makin dewasa kita akan makin sadar dengan resiko dari sebuah ajakan…
#selfreminder #renungan jangan mudah diajak atau mengajak bila ajakan itu tak membuat kita makin takut dengan azab Allah atau dekat dengan Allah… karena ajakan selain ajakan itu adalah fitnah dan ujian yang menguras banyak kesabaran dan keikhlasan… selamat berjuang dengan Iman.
Kita telah sampai di zaman panjang angan dan buaian impian”tentang dunia… jangan terbuai hebat di dunia… namun lebih jauhlah pandanglah hebatnya diri tentang akhirat yang dia siapkan untuk kembali kepada Penciptanya…